-->
contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

"TALK LESS DO MORE" OR "TALK MORE DO LESS"


2/3/13



Sejak kecil saya suka bermain sepak bola. Banyak klub anak-anak yang saya masuki seperti Govan Highg dan Drumchapel Amateurs. Ada kenangan unik saat saya masih sebagai pemain bola anak-anak. Pada suatu hari, ketika saya berusia 10 tahun, saya bertemu dengan dua orang yang lebih tua dari saya yang dengan ramah memberi saya minuman. Tentu saja saya bangga, ada senior yang tampak bersimpati pada saya.Minuman itu pun segara saya tenggak dengan penuh kebahagiaan, tetapi segera saya muntahkan lagi. Mengapa? Ternyata yang saya kira minuman ringan itu ternyata air kencing. Busyet, pikir saya! Mereka berdua pada tertawa cekakaan melihat lelucon itu, tetapi saya bertekat untuk membalas dendam. Saya ambil kayu, dan begitu ada kesempatan saya hajar orang itu sampai babak belur, lalu saya lari menyelamatkan diri.


(Sir Alex saat melatih Aberdeen)


Beberapa puluh tahun kemudian, setelah saya menjadi pelatih Aberdeen, secara tak terduga saya bertemu lagi dengan orang yang memberi air kencing itu, yang namanya adalah Willie Bennet. Sebegai pelatih, saya di minta oleh pimpinan penjara di Aberdeen untuk memberikan kuis berhadia tentang sepak bola kepada para narapidana di penjara itu. Tanpa saya duga, ternyata Willie Bennet juga penghuni penjara itu sebagai orang hukuman. Sebelum acara dimulai, Willie ingin bertemu dengan saya. Dia mintak agar saya mengumumkan di depan para narapidana, bahwa dia orang yang dulu memberi saya air kencing adalah teman baik saya.



(Sir Alex saat bermain di Queen’s Park)


Kita tinggalkan kisah unik ini. Setelah cukup matang di klub-klub remaja, saya mulai memasuki tim senior di Skotlandia. Queen’s Park adalah klub yang pertama saya masuki tahun 1958-1960. Kemudian St. Johnstone, Dunfermline, Rangers, Falkirk dan Ayr United.


(Sir Alex di East Stirlingshire)


Sedang karir saya sebagai pelitih saya awali di East Stirlingshire pada tahun 1974. Kemudian St. Mirren, Aberdeen, Tim Nasional Skotlandia dan terakhir Manchester United sampai saat ini. Selama berpuluh-puluh tahun menjadi pelatih, saya mempunyai prinsip-prinsip yang saya pegang teguh.


Pertama-tama yang saya tekankan kepeda pemain ialah secara berulang-ulang mempraktekkan teknik tertentu dalam latihan. Saya bukan penganut pandangan, bahwa latihan harus bervariasi supaya pemain tidak jenuh. Mungkin pandangan ini dianggap modern, tetapi menurut saya prinsip itu berbahaya, kerena menghindari apa yang perlu di prioritaskan.



Coba lihat pemain-pemian Golf dunia. Mereka hanya berlatih teknik memukul bola yang itu-itu saja setiap hari, tetapi akhirnya mereka menjadi juara. Saya tahu, sepak bola lain dengan golf. Tetapi pelajaran yang bisa dipetik dari sini ialah, teknik memerlukan latihan secara berulang-ulang, hingga teknik yang sulit itu akhirnya menjadi kebiasaan. Jika pemain sepak bola mengeluh atas latihan yang berulang-ulang, itu bukan karena latihan itu monoton, tetapi karena mereka capek, Jangan dikira David Beckham yang muncul sebagai pengumpan bola terbaik Inggris itu, sebelumnya punya bakat besar dalam hal ini, Tidak. Beckham menjadi pengumpan paling andal di Inggris, karena ia tanpa kenal lelah berlatih teknik itu berulang-ulang setiap hari. Praktek seperti ini memang tidak menjamin anda menjadi sempurna, tetapi yang jelas akan membuat anda menjadi lebih baik. Pemain yang pernah saya tangani tentu melihat saya tidak jemu-jemu mengucapkan kata”ulangi, ulangi lagi”.


“Jika ada yang bertanya, bagaimana sikap saya tentang disiplin, saya hanya bisa menasihati, jangan mencoba konfrontasi dengan saya”.


(Sir Alex bersama skuad St. Mirren)


Setelah menangani East Stirlingshire, saya pindah ke St. Mirren. Banyak pelajaran yang bisa saya tarik dari pengalaman saya melatih kedua klab itu. Setiap hari saya menemukan hal-hal baru. Kalau saya melakukan kesalahan, saya tidak akan mengulanginya. Pada umumnya saya melakukan sesuatu atas dasar naluri. Tetapi kalau saya harus mengambil keputusan dengan cepat, saya menampung pandangan-pandangan positif, terutama dari pemain. Jika pemain mengajukan pendapatnya, saya harus segera mengalisisnya dan kemudian dengan cepat mengambil kesimpulan, hingga saya memperoleh jawaban yang mantap. Waktu saya masih menjadi pemain, saya tidak menyukai jawaban pelatih yang mengambang. Itulah sebabnya saya berusaha dengan keras menghindari hal-hal yang tidak disukai pemain ini.


(Sir Alex saat tiba sebagai manajer St. Mirren)


Ada pengalaman menarik ketika tim kami Stirlingshire ketinggalan 0-2 dari Albion Rovers dalam Piala Liga Skotlandia. Pada saat saya sedang memikirkan taktik untuk melakukan pembalasan di babak kedua, tiba-tiba datang ketua klab Willie Muirhead, seraya bertanya kepada saya:”Apa yang anda lakukan di babak kedua?”


“Yang saya lakukan, melemparkan anda dari sini, kalau anda tidak pergi sekarang juga. Ya, se…ka…rang!”jawab saya. Setelah itu tidak ada pimpinan klab yang secara langsung melakukan campur tangan dalam soal kepelatihan.



Setelah peristiwa itu ada lagi yang mencoba bermain-main dengan saya tentang disiplin. Kali ini datang dari striker andalan kami Jim Meekin. Lewat telepon Meekin memberi tahu saya, bahwa dia tidak bisa hadir dalam latihan hari senin, karena berlibur ke Blackpool dengan Bob Shaw, mertuanya yang juga menjabat sebagai salah satu direktur klab Stirlingshire.


“Saya tidak perduli, dengan siapa kamu pergi. Pergi dengan Ratu Elizabeth pun saya tidak perduli. Pokoknya kamu harus datang pada latihan hari senin. Titik”jawab saya.


Saya kenal baik dengan Bob Shaw, tetapi dalam soal ini saya tidak mau tahu. Ketika dia menelpon saya tentang rencananya pergi bersama Meekin, saya tidak menanggapinya. Pada hari senin sore Meekin menelpon saya, katanya mobilnya tabrakan dalam perjalanan pulang, hingga ia tidak bisa menghadiri latihan hari senin. Saya mintak nomor telpon rumahnya supaya saya bisa menghubungi dia kembali. Lama dia diam, baru kemudian mengakui ia masih di Blackpool. “Jangan kembali. Karirmu disini habis.”kata saya.


(Fergie bersama Stein saat tiba sebagai manajer Aberdeen)


Dua minggu kemudian,Willie Muirhead merengek-rengek mintak kepada saya agar hukuman atas Meekin dicabut. Dia tentu sudah mendapat pengaduan dari Bob Shaw.


Lalu ada peristiwa lain lagi, yang terjadi di St. Mirren. Menjelang pertandingan melawan Patrick Thistle, saudara laki-laki saya Martin memberi tahu saya lewat telepon, bahwa beberapa pemain saya masih suka minum-minum di pub Waterloo. Setelah pertandingan selesai, saya kumpulkan anak-anak. Saya marahi habis-habisan mereka yang masih suka kluyuran di Weterloo. Saya bilang, semua pemain tidak boleh pulang dan tetap tinggal untuk melakukan latihan semalam suntuk, kecuali jika mereka mau menandatangani pernyataan untuk tidak akan mengunjungi Waterloo lagi.



(Ferguson [kanan no.9] berbicara dengan pemain Celtic saat ia masih berseragam Glasgow Rangers)


Saya benar-benar naik darah saat itu, sampai saya melemparkan botol coca cola ke tembok. Botol pecah berhamburan sementara minuman ringan itu meleleh membasahi tembok.


Kemudian Jackie Coplan, kapten tim, mendatangi saya di kantor untuk menanyakan apa yang saya maksud dengan menandatangani pernyataan. “Apakah kamu tidak mendengar? Tanya saya. “Dengar sih dengar, pak. Tetapi bapak tadi begitu emosional, hingga teman-teman tidak menangkap kata-kata bapak,” kata Jackie Coplan. “Yang saya maksud, kalian harus menandatangani surat pernyataan tidak mengunjungi Waterloo lagi. Kalau tidak mau, kalian harus mengikuti latihan malam hari sabtu. Jackie kemudian bembawa surat pernyataan yang sudah di tandatanganinya dan di susul teman-temannya.



(Pertemuan spesial Sir Alex Ferguson dengan manajer Real Madrid Alfredo di Stefano pada Final Piala Winners 1983)


Saya memang ingin memerangi kebiasaan minum di lingkungan sepak bola. Pemain yang suka minum-minum tentu tidak akan lama bersama saya. Orang sering bertanya, bagaimana sikap saya mengenai penerepan disiplin.


“Nasihat saya hanya satu, jangan main-main dengan saya dalam hal ini. Jangan mencoba konfrontasi dengan saya dalam hal disiplin ini”, Jawab saya.


(Manajer Manchester United Sir Alex Ferguson bersama Willie Miller pada pertandingan persahabatan pre-season untuk menandai 25 tahun sejak mengantar Aberdeen juara Piala Winners)


Menurut pengalaman saya, teguh pada pendirian disamping kerja keras merupakan faktor yang sangat penting dalam upanya meraih sukses sebagai pelatih. Dalam hal permainan, saya yakin bahwa passing (mengoper bola) merupakan unsur yang sangat penting. Tidak ada jenis latihan yang tidak di barengi dengan passing. Selain itu saya berusaha menanamkan kemampuan berimaginasi kepada pemain, memiliki visi yang tajam untuk dapat tetap kreatif menghadapi pola permainan yang berubah-ubah.


Itulah beberapa pelajaran yang saya petik setelah menangani Stirlingshire dan St. Mirren. Masih banyak hal penting yang perlu di ketengahkan. (bersambung).

Sir Alex Ferguson dikenal sebagai pelatih paling keras di pentas Premier League. Tapi, siapa sangka di balik sosoknya yang angkuh dan dingin itu, Fergie adalah seorang yang pendiam waktu anak-anak. Bersamaan dengan ulang tahunnya yang ke-64, kemarin dia menceritakan kisah hidupnya kepada harian Inggris The Sun.“Saya pernah ditipu minum air kencing oleh dua teman saya,” kenang Fergie. Tidak hanya itu, dia juga sempat dipukul dengan sebatang kayu oleh salah satu dari teman nakalnya itu. Fergie kecil kemudian dikunci di satu hall di distrik Govan, Glasgow. “Saya selalu ingin muntah kalau mengingatnya,” ungkapnya. Penggalan kisah itu mungin menjadi salah satu pelajaran berharga bagi Fergie untuk tidak mudah percaya pada orang lain. Teliti, dan selalu waspada, sikap itulah yang kemudian menjadikan dia salah satu pelatih terbesar dalam sejarah sepak bola Inggris, hingga diberi gelar kebangsawanan Inggris, Sir.

0

0 comments:

\m/ ########################## :-q

:) ########################## :-B

:( ########################## :-S

;) ########################## #:-S

:D ########################## 7:)

;;-) ########################## :((

:-/ ########################## :))

:x ########################## :|

:P ########################## /:)

:-* ########################## =))

=(( ########################## O:-)

:-O ########################## =;

X( ########################## :-c

:7 ########################## :)]

B-) ########################## ~X(

:-h ######################### :-t

I-) ########################## 8-|

L-) ########################## :-a

:-$ ########################## [-(

:O) ########################## 8-}

2:-P ########################## (:|

=P~ ########################## :-?

#-o ########################## =D7

:-SS ########################## @-)

:^o ########################## :-w

7:P ########################## 2):)

X_X ########################## :!!

:-bd ########################## ^#(^

:ar! ########################## 8-7

Post a Comment

Jika Agan Puas Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Di Komentar :D
Jika Ada Link Mati Segera Laporkan Pada Ketua RT Agan :P

Pengunjung

Terjemahan

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

GC united

Postingan

Kategori

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Entri Populer

W

E

close

L

L

Buku Tamu

C

O

M

E

ENJOY

Ganti Background Sesuai Yang Anda Inginkan

Pilih Warna Dibawah Ini


| Home | About ME | Daftar Isi | Contact | Member Area | Facebook | Twitter | Login | Logout |
All Rights Reserved by Blogger. Copyright © 2010 - 2012 | Created and Maintained by GUZTA DOEZ SANTOZ