BBC Sport 23 May 2011 - ”Saya akan pergi ke penandatanganan buku dan akan ada jalan yang terhalang dan kemacetan lalu lintas. Saya adalah seorang pemuda yang tumbuh di masyarakat. Saya cepat sadar itu sesuatu yang saya tidak benar-benar ingin” - Ryan Giggs.
Ryan Giggs adalah pemain sepak bola Inggris yang paling sukses di generasinya. Selama karir 20 tahun bermain bersama Manchester United dan Wales, ia telah mengukir reputasi sebagai salah satu pemain terbesar di dunia.
CHILDHOOD
Meskipun aksen dengan aksen wajah yang lembut, Giggs – yang lahir di Cardiff pada 29 November 1973 – adalah Welshman yang membanggakan. Ia dibesarkan di ibukota Welsh sampai usia tujuh tahun, ketika keluarganya pindah ke Salford setelah ayahnya menandatangani untuk bermain liga rugby.
Ketika Wilson berpisah dengan istrinya, Lynne, Giggs dengan cepat mengubah nama untuk nama gadis ibu yang ia cintai. Ryan Joseph Wilson. Pergolakan itu diperparah oleh ejekan rasis di taman bermain saat ia mencoba untuk menetap di sebuah sekolah baru – dengan ayah dan ibu hitam putih, Giggs adalah ras campuran.
”Saya tidak akan berharap penyalahgunaan pada siapa pun,” Giggs mengatakan. “Saya adalah orang yang tenang, pemalu dan olahraga ditawarkan suatu tempat untuk melarikan diri -. Dan sesuatu untuk diharapkan”
RAW TALENT
Ketika berpikir tentang Giggs, maka warna merah Manchester United akan selalu melekat padanya. Tapi, waktu masih muda, Giggs lebih dulu memakai baju biru langit milik Manchester City sebelum kemudian bakat Giggs dilihat oleh pencari bakat United Dennis Schofield saat mengisi Minggunya bermain dalam Dean’s Youth FC.
Sudah bisa dijelaskan, City gagal untuk mengamankan pemain berbakatnya dan memungkinkan Sir Alex Ferguson untuk menerkam, dan menandatangani kesepakatan bermain untuk tim muda United tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-14.
“Dia baru berusia 13 tahun dan berlari melayang di atas tanah seperti cocker spaniel mengejar selembar kertas perak di angin,” kata Ferguson yang dianggap seperti seorang ayah bagi Giggs. “Bos membawa Ryan dari masa kecilnya dan selalu melihat dia seperti dirinya sendiri,” kata rekan setimnya Paul Parker pada tahun 2003.
PROFESSIONAL BREAKTHROUGH
Ketika United merindukan kelahiran bintang baru, dan Ferguson sangat mendukung untuk mempromosikan pemain muda yang menjanjikan – seperti yang pernah dilakukan oleh Matt Busby yang pada eranya terkenal dengan ‘Babes’ pada tahun 1950 – Giggs naik ke tim tim utama pada usia 17.
Meskipun harapan besar disematkan di pundak pemain muda yang diberi julukan ‘the new George Best’, Giggs tidak terganggu. Seorang anak muda dengan sifat dewasa yang membuka jalan bagi banyak pemain muda lainnya untuk menunjukkan kemampuannya – generasi yang disebut ‘Fergie’s Fledglings’ – pemain sayap kiri itu secara bertahap menggeser posisi Lee Sharpe.
Dia segera mengoleksi gelar pertamanya bersama United setelah mengalahkan Nottingham Forest di final Piala Liga tahun 1992. Dalam laga itu Ryan Giggs memberikan assist untuk memudahkan Brian McClair mencetak satu-satunya gol kemenangan United.
Segera setelah itu – pada akhir musim penuh pertama – Giggs terpilih sebagai Young Player of the Year. Banyak dari mereka yang berada di posisi kiri pertahanan merasa telah diteror oleh pemain yang disebut Ferguson sebagai ‘twisted blood’ karena memiliki kemampuan dribbling super cepat.
Dua tahun sebelumnya, di musim pertamanya sebagai pemain profesional, Giggs mendapatkan bayaran 120 poundsterling per pekan.
EARLY MEDIA LIMELIGHT
Sekarang Ryan Giggs menjadi sepak bola terkenal dan menjadi sorotan media. Namun, banyak media yang putus asa karena tidak berhasil menempatkan wajah Giggs di sampul majalah mereka. Ferguson membenarkan itu, karena baginya popularitas bak selebriti akan mempengaruhi performa pemain.
Karena hal itu, wajah Giggs hampir tidak pernah tercetak di media massa dan sangat jarang mau diwawancarai.
“Saya akan pergi ke penandatanganan buku dan akan ada jalan yang terhalang dan kemacetan lalu lintas,” katanya. “Saya anak yang tumbuh di depan umum. Itu adalah kejutan budaya. [Tapi] saya cepat sadar itu sesuatu yang benar-benar tidak saya suka, jadi saya harus sadar untuk tetap low profile.”
Ketika Giggs sedang menghadiri pesta rumah dengan rekan setimnya – ketika mereka seharusnya beristirahat untuk pertandingan besar, membuat Ferguson marah dan membawa mereka pergi dari pesta.
INTERNATIONAL CAREER
Seperti beberapa kontradiksi lain dari kehidupan awal Giggs, sang Welshman merasa bangga saat menjadi kapten Inggris pada tingkat sekolah – bahkan dia bermain untuk Inggris di Stadion Wembley saat melawan Jerman pada tahun 1989.
Tetapi di mata Giggs itu bukan berarti dia pindah menjadi warga negara Inggris. Saat itu dia tidak bisa mewakili Wales di tingkat sekolah karena dia tidak lagi sekolah di Cardiff. Debutnya bersama tim Wales terjadi tahun 1991 dan pensiun tahun 2007. Dengan total 64 penampilan dan 12 gol, Giggs akhirnya harus kecewa karena gagal membawa Wales untuk lolos ke turnamen besar.
Seperti pendahulunya, George Best dengan Irlandia Utara, Giggs tidak pernah tampil di Piala Dunia atau Piala Eropa. Para pengamat mengatakan andai saja dia bisa melakukannya, ketenaran Giggs dan rasa hormat di seluruh dunia baginya bisa saja lebih besar.
UNPRECEDENTED SUCCESS
Setelah beberapa kali mengangkat gelar Premier League dan Piala FA, karir Giggs mencapai puncaknya pada tahun 1999 ketika Manchester United meraih treble, yaitu memenangkan Premier League, Piala FA, dan Liga Champions.
Kontribusi terbesar Giggs dalam raihan treble adalah gol terkenalnya saat mengalahkan Arsenal pada replay semi final Piala FA. Sebuah kontribusi yang sangat besar untuk kejayaan United jika dilihat secara keseluruhan.
Beberapa pemain bahkan sampai bergurau lawan baru bisa terhindar dari apa yang dilakukan oleh Giggs jika sang legenda istirahat selama satu musim atau sudah pensiun. Tetapi, Giggs yang telah bergelar OBE, kemenangan masa lalu akan dia lupakan untuk fokus merebut piala lebih banyak lagi.
INDIAN SUMMER
Kini Giggs semakin jarang diturunkan sebagai starter, atau tak jarang tidak diikutkan dalam tim yang sedang bertanding. Tetapi, itu normal bagi pemain mana pun yang sudah menginjak usia di atas 30 tahun. Dengan fisiknya yang tidak jauh berbeda ketika masih muda, dan efek positif dari yoga, Giggs mematahkan ucapan kritikus dan dia masih bisa mendapatkan piala di usianya yang sduah berkepala tiga.
Publik Inggris pada akhirnya memberikan sebuah hadiah – dan mengakui salah satu olahragawan yang paling rendah hati – ketika ia terpilih sebagai BBC Sports Personality of the Year tahun 2009, beberapa bulan setelah memenangkan Professional Footballers’ Association Player of the Year pertamanya.
“Ini adalah kejutan seperti Anda tahu dari pidato yang sudah saya siapkan,” canda Giggs ketika menerima penghargaan BBC awards. “Ini tidak mudah untuk pemain berusia 36 tahun yang bermain dengan tim seperti Manchester United selama 20 tahun. Tapi saya menikmatinya dan semoga ini terus berlanjut…”
Setelah melampaui rekor penampilan terbanyak bersama United milik Sir Bobby Charlton, Giggs menjadi pemain paling banyak memperoleh gelar dalam sejarah sepak bola Inggris dengan 12 medali Premier League, empat medali Piala FA, tiga medali Piala Liga, dan dua medali Liga Champions.
“Tidak pernah dalam mimpinya yang paling liar sekalipun dia bisa membayangkan jumlah penampilan dan jumlah medali yang dia peroleh sekarang,” kata ibunya Lynne.
Di Liga Champions Giggs juga menorehkan sejarah sebagai pencetak gol tertua.
PERSONAL LIFE
Giggs menikah dengan kekasih yang sudah lama dipacarinya, Stacey Cooke, pada tahun 2007. Mereka memiliki dua anak Liberty dan Zach, keduanya lahir di Salford. Tidak seperti pemain lain yang menjual acara pernikahan kepada majalah gosip untuk keuntungan melimpah, Giggs tidak setuju dengan hal itu.
“Kami mendapatkan uang lebih dari cukup dari sepakbola dan sponsor, lalu mengapa membutuhkan lebih banyak lagi?” kata Giggs kepada Daily Mail tiga tahun lalu.
Dicintai oleh fans setia Manchester United di seluruh dunia dan dihormati oleh rekan-rekannya, Giggs telah memimpin kesederhanaan pemain sepak bola terkenal di era modern ini. Namun, itu tidak lama. Karena akhirnya dia terlibat kasus perselingkuhan dengan adik iparnya.
Meskipun begitu, hal itu tidak lantas membuyarkan nama besar Ryan Giggs. Dia tetap menjadi seorang legenda hidup yang low profile.
